Indigo Inside











{December 31, 2010}   Selamat

Selamat tinggal cinta lalu
Selamat datang cinta baru
Selamat tinggal masa lalu
Selamat datang masa depan
Selamat tinggal 2010
Selamat datang 2011
Selamat tahun baru 😀

Posted from WordPress for Android



{December 30, 2010}   Belajar

Saia sadar, saia orang yg tidak sabaran, terlalu cepat untuk mengambil keputusan karena ketidaksabaran, terlalu egois untuk membenarkan keputusanku, dan juga tidak ada tempat untuk berbagi pendapat, kenapa? Karena ke egoisanku, berpendapat kalau itu masalah yang sangat sepele dan tidak pantas dan malu untuk di bagi dan bisa memutuskan sendiri, seharusnya saia berpikir jauh lagi dan tidak memandang dari sudut pandangku sendiri yang hanya memuaskan egoku namun berakhir dengan penyesalan, semoga bisa menjadi pelajaran

Posted from WordPress for Android



{December 19, 2010}   Hidup adalah pilihan,benarkah itu?

ehm…mungkin tulisan ini akan sedikit sulit dipahami bahkan enstein pun saat membaca nggak akan ngerti apa artinya,karena einstein ngga bisa bahasa indonesia,sebelumnya apakah anada akan melanjutkan membaca tulisan ini? tentukan pilihanmu kawan,hidup ini adalah pilihan,benarkah itu?

Terimakasih telah melanjutkan membaca dan saia tidak menjamin pilihanmu benar. Terkadang kita memang tidak tau kalau pilihan kita benar atau tidak, buktinya pas pemilu kemaren, sekarang banyak yang kecewa atas pilihan mereka dan saia ngga ikut memilih dan itu adalah pilihan saia waktu itu #pentingpo?. Apakah benar hidup ini adalah pilihan? apakah kita bisa meimlih untuk tidak hidup? jawabannya adalah tidak, kenapa? karena hidup adalah takdir. YA! kita tak bisa memilih takdir kita,hidup mati rezeki dan jodoh. Seperti permainan catur,cara jalannya sudah ditentukan,kuda tak bisa memilih untuk jalan lurus dan benteng tak bisa memilih untuk berjalan serong,itu takdir mereka dan bagaimana caranya bisa mereka menang adalah nasib mereka dan strategi apa yang mereka pilih untuk menang. Intinya kita hanya bisa memilih nasib kita. Okelah kalo begitu, tapi apakah kita bisa memilih dikeluarga mana kita dilahirkan? kalo bisa memilih saia memilih dilahirkan dikeluarga yang sangat kaya dan pintar.  Tapi coba pikirkan,kalo semua manusia diberi pilihan mungkin sangat banyak yang akan memilih seperti itu,kasihan keluarga yang miskin tak punya anak dan akan musnah,dan kasihan keluarga kaya yang akan kebanyakan anak dan akan sulit mengaturnya dana akhirnya jatuh miskin dan akan musnah juga 😀 . Saia percaya Tuhan Maha Adil. Saia terima saia dilahirkan di keluarga ini,apakah itu termasuk takdir karena kita tak bisa memilih? jujur saia tidak tau kalo keluarga masuk dalam takdir.

Saia juga tidak ingat bagaimana saia lahir dan kalo seperti itu apakah saia bisa memilih dengan tanpa pikiran dan pertimbangan? Saia jadi berkesimpulan kalo kita memilih saat kita mampu berpikir sendiri tentang hidup ini. Keika masih kecilpun pilihan kita ditentukan oleh orang tua kita karena kita belum tau mana yang benar dan salah, walaupun kita sempat nangis-nangis guling-guling ditengah jalan demi sebuah balon yang bergambar power rangers waktu kita masih kecil demi mempertahankan pilihan kita terhadap balon itu dan kita tak tau apakah balon itu pilihan yang tepat buat kita, mungkin orang tua kita berpikir kalo nanti balonnya pecah dan membuat kita trauma dan saat besar nanti berniat untuk membalas dendam meletuskan kepala power rangers, kita tak tau. Dan menurut saia rasanya tidak teralalu penting untuk menanyakan itu kepada orang tua.

Saia tau itu benar karena saia pernah meencoba yang salah. Dari TK sampe SMA tempat saia bersekolah semuanya adalah yang terfavorit(maaf agak sombong sedikit, tapi saia memang pintar :D) dan itu adalah piilihan orang tua saia dan saia memilih untuk menurutinya, tapi saat SMA dan saia sudah punya KTP(kayaknya belum,karena saia masih kelas 1) saia pandai bisa berpikir,kenapa saia jadi seperti ini? apakah ini pilihan saia sendiri? ataukah ini pilihan orang tua saia yang ingin saia menjadi seperti ini? saat itu saia mulai berubah(lebih tepatnya karena pergaulan dan percintaan yang mulai serius :D), saia waktu itu tau kalo itu salah berdasarkan omongan banyak orang, tapi saia belum tau itu salah kalo saia belum pernah merasakan,penasaran lebih tepatnya(ababil),hampir semuanya sudah pernah dicoba karena penasaran dan pengen bergaya dan menunjukkan kalo saia sudah besar, orang tua saia sempat kecewa karena saia tidak bisa masuk universitas yang mereka inginkan karena waktu itu saia pengen nyantai jadinya saia kuliah ditempat yang santai dan masuknya ga beribet(dan saia sudah mencobanya). Setelah sempat merasakan duduk dibangku kuliah di universitas yang nyantai(begitu juga nilainya,santeee boss) saia disuruh pindah ke universitas yang mereka inginkan, dimana saia kuliah saat ini, konflik antara orang tua dan anak pun semakin memanas sampai anaknya tak pernah pulang(ini bukan cerita sebuah sinetron,walaupun mirip,tapi tak ada adegan nangis yang berlebihan disini), saia merasa kecawa,down,merasa tidak dihargai pilihannya dan harus selalu mengikuti pilihan orangtua. Konflik ini terjadi sejak SMA, ketika saia mulai pandai berpikir, sangat sering terjadi perbedaan pendapat(mungkin juga karena saia tidak diasuh orang tua dari kecil,mungkin). Orang tua sering mengajarkan ‘selalu lihatlah kebawah dan jangan terus pandangi yang diatas’ itu karena saia sering foya-foya ‘katanya’. Dan pendapat saia waktu itu ‘saia ngga mau terus lihat kebawah,menyedihkan,saia pengen liat keatas yang selalu menyenangkan’. Saia merasa benar karena karena pendapat saia menyatakan kalo saia sudah melihat kebawah makanya saia tau kalo dibawah itu menyedihkan dan berarti saia sudah melakukan mandat orang tua.

Tapi mereka tetap menyalahkan pilihanku. Dan apakah saia harus selalu mengikuti pilihan orang tua? dan tidak punya kesempatan untuk memilih bagaimana hidup saia sendiri? Sampai saat nanti saia lulus kuliah pun saia harus menuruti pilihan mereka, sama sekali tidak diberi kesempatan untuk memilih karena meraka sudah tidak percaya lagi dengan melihat masa lalu. Banyak sekali yang bilang harus menuruti perkataan orang tua karena itu yang terbaik dan saia sempat berpikir seperti itu(dan mungkin itu ada benarnya). Tapi kembali dengan pikiran saia lagi, seperti yang tertulis dalam sticky notes dalam laptop saia ‘hidup itu adalah pilihan dan perjuangan mempertahankan sebuah pilihan. tegas,konsisten dan berani maengambil keputusan terhadap suatu pilihan’. Apakah saia harus meimilih untuk mengikuti pilihan orang tua atau bertahan dengan pilihan saia sendiri? Pilihan itu memang sulit dan setiap pilihan yang diambil pasti selalu ada resiko yang diterima, dan kita harus bertanggung jawab atas pilihan kita, tak boleh menyalahkan orang lain walaupun kita menuruti pilihan orang lain karena kita telah memilih untuk melakukan itu. Saia nggak tau pilihan mana yang benar. Kadang saia berpikir saia merasa beruntung pernah merasakan gelap sehingga saia tau seperti apa itu terang. Yang jelas saia selalu belajar dari kesalahan dari masa lalu walaupun akibatnya belum hilang sampai saat ini. Saia selalu melihat ke belakang untuk melihat seberapa jauh saia berada didepan. Dan saia sebagai anak akan selalu berusaha bertanggung jawab terhadap orang tua,apakah itu artinya harus menuruti pilihan orang tua? terlalu banyak pertanyaan (emmmmm….rada nggak nyambung kayaknya,ah leweh)

Dan bagaimana kita tau mana yang benar dan yang salah? semuanya ada dibuku panduan,semua aturan disitu. Panduan hidup bagi umat Islam dalah Al-Qur’an, panduan jadi mahasiswa di bagikan saat masuk kuliah, panduan memasak ada di buku resep masakan, semuanya ada disitu,mana yang baik dan mana yang benar. Kadang saia berpikir jika hidup seperti itu sangatlah mudah, tinggal ikuti aturan maka kita akan berada di jalan yang benar. Tapi apa ngga terlalu datar dan membosankan kalau hidup seperti itu? itulah godaan dan rasa penasaran untuk mengikuti sebuah larangan. Saia juga manusia  yang selalu punya salah, jadi mohon maaf kalo ada kesalahan dalam tulisan ini dan mohon dibenarkan. Semoga bisa menambah…menambah apa ya?terserah lah, tentukan pilihanmu kawan 😀



et cetera